laguin.net – David Kushner, melalui lagu “Daylight”, berhasil membawa pendengarnya menyelami ruang batin yang gelap namun penuh makna. Dengan suara baritonnya yang khas dan atmosfer musik yang mendalam, ia mengajak kita masuk ke dalam perenungan tentang luka, cinta, dan pencarian cahaya dalam kegelapan.

Kushner menyusun lirik Daylight dengan cara yang jujur dan puitis. Ia tidak menutupi perasaan rapuh, bahkan justru mengangkatnya sebagai pusat kekuatan emosional lagu ini. Kalimat seperti “Oh I love it and I hate it at the same time” langsung menggambarkan konflik batin yang kerap dialami banyak orang dalam hubungan yang rumit. Ia menempatkan perasaan manusia sebagai pusat cerita, dan membuat siapa pun yang mendengarnya merasa terhubung.

Musik dalam Daylight mendukung nuansa lirik secara sempurna. Piano yang pelan, beat yang perlahan membangun, serta latar suara yang atmosferik, menciptakan suasana seperti berjalan dalam kegelapan yang tenang—dengan harapan ada cahaya di ujungnya. David Kushner menggunakan pendekatan minimalis, tapi berhasil menyampaikan ledakan rasa.

Lagu ini tidak hanya jadi pelipur lara, tetapi juga pengingat bahwa kita tidak sendiri dalam pergumulan. Daylight mengajak pendengar untuk menghadapi rasa sakit, bukan menghindarinya. Ia percaya bahwa dengan menerima gelap, kita justru bisa menemukan cahaya.

Melalui Daylight, David Kushner tak sekadar menyanyikan lagu—ia menciptakan pengalaman emosional. Lagu ini menunjukkan bahwa musik mampu menyentuh jiwa, dan lirik yang jujur dapat menjadi jalan keluar dari kegelapan.