laguin.net – Lagu-lagu daerah Lombok, khususnya berbahasa Sasak, memiliki keunikan tersendiri baik dari segi lirik maupun nuansa musiknya. Salah satu karya yang kini banyak dibicarakan adalah lagu berjudul “Mate Jari Seang – Puntik Lilin Arik” ciptaan seniman Sasak, Mamik Rindang. Lagu ini tak hanya enak didengar, tapi juga sarat akan pesan emosional dan nilai budaya yang tinggi.
Kisah di Balik Lagu “Mate Jari Seang”
Judul “Mate Jari Seang” jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia mengandung makna mendalam tentang perasaan kehilangan dan kesedihan yang mendalam. Lagu ini bercerita tentang cinta yang kandas, janji yang tak terpenuhi, dan kerinduan yang tak berbalas.
Nuansa kesedihan sangat terasa dalam setiap bait liriknya, memperlihatkan kekuatan emosi dan keindahan bahasa Sasak dalam mengekspresikan perasaan manusia.
Sosok Mamik Rindang, Pencipta Lagu Penuh Rasa
Mamik Rindang dikenal sebagai musisi dan pencipta lagu yang produktif di kalangan masyarakat Sasak. Ia dikenal sering mengangkat tema cinta, kehidupan, dan kearifan lokal dalam lagu-lagunya. Dengan “Mate Jari Seang”, Mamik berhasil menggambarkan kesedihan secara puitis, menjadikannya lagu yang menyentuh hati banyak pendengar, khususnya masyarakat Lombok.
Arti Judul: “Puntik Lilin Arik” dalam Simbolik Sasak
Frasa “Puntik Lilin Arik” dalam judul lagu menjadi simbol kuat dari cahaya yang perlahan padam—sebuah metafora tentang harapan dan cinta yang perlahan memudar. Ini menjadi kekuatan dari lagu tersebut, karena banyak pendengar bisa merasakan dan mengaitkan lagu ini dengan pengalaman pribadi mereka.
Popularitas Lagu di Tengah Generasi Muda
Meski berbahasa daerah, lagu ini mendapatkan tempat di hati anak muda. Banyak yang meng-cover atau mengunggah ulang lagu ini di media sosial dan YouTube. Hal ini menunjukkan bahwa budaya lokal masih bisa hidup dan berkembang di era digital, asalkan dibawakan dengan rasa dan kualitas yang baik.
“Mate Jari Seang – Puntik Lilin Arik” bukan sekadar lagu, tapi juga karya seni yang merepresentasikan rasa, budaya, dan kekayaan sastra masyarakat Sasak. Lagu ini layak mendapat apresiasi lebih luas karena membawa nilai budaya dan emosi yang begitu dalam, berkat sentuhan khas dari penciptanya, Mamik Rindang.